Sabtu, 11 Februari 2012

Catatan Doktor Parsa...


Saat kau hadir aku berada di ketinggian
di balik kaca, manatapmu terpesona.
Oh... terkadang di bawah jauh lebih elok
ketimbang berada di ketinggian.
Kau tak pernah tahu
betapa aku telah memulai permainan unik.
Kau di bawah sana tampak laksana hamparan biru
berbias cahaya, dan aku menjadi pengagum setiap warna biru.
Lalu kita berdua menunggang kuda putih tak bersayap
melewati jalanan hijau.
Tiba-tiba jiwaku mengecil.Sekali lagi ingin kukitari jalanan bersamamu
agar jiwa ini membesar dan terus membesar sampai tersedia ruang untukmu.
Tapi tak bisa dan tak akan pernah bisa.
Kau katakan, pergilah menepi ke sudut dinding.
Rasanya ingin kuhancurkan dinding ini agar kita bisa terlepas dari kebuntuan
tapi kau mencegahnya, maka aku hanya bisa berdiri di depan dinding.
kita berdua menatap dinding yang begitu tinggi, curam, dan berliku.
Dinding itu seakan menertawakan kelemahan dan kedunguan kita,
akupun semakin keras kepala.
Saat mata kita saling berpandang, kornea hijau di matamu seakan
menebar keindahan pesona biru,
tapi kau masih juga tak menyadari , aku telah memulai permainan unik.
Bersamamu kutemukan pesona keindahan yang membuat jiwaku bergetar.
Pesona itu laksana hamparan biru laut, atau layaknya potongan langit
yang jatuh ke bumi.
Dengan tinta hijau kulukiskan keindahan pesona biru itu
dan aku mulai tahu...
Bahwa Tuhan seindah warna itu

kutipan dari ;
Kiss The Lovely Face Of God
( mustafa mastoor )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar