Senin, 20 Februari 2012

Kehidupan



Kehidupan ini bagaikan ayat-ayat
Dan kedua belah matamu menafsirkannya
Cinta, asmara, kasih,sayang,suka,duka
Sebagai bingkai jiwa
Biarkan terpampang di dinding2 hati
Menjadi penghias fananya
Kehidupan ini

Pena


Lewat sebuah pena
Tersuratkan pikiranku
Warna kehidupan, inspirasi yang tak pernah lekang
Menggores di lembaran putih
Jalinkan kalimah indah penuh arti

Makna yang memagma
Lembaran demi lembaran
Membukukan isi kalbu
Yang telah jemu
Berkabung di benak yang biru

Apalah arti sebuah kata
Bila tak bermakna
Seperti lantunan jiwa tanpa raga
Bila kebisuan bermuara dalam diri
Leburlah gundahmu dalam pena
ajaklah ia menuju ke-tepian ketenangan
agar sejuk melanda jiwamu

love is the light



Gunakanlah kebaikan cinta seperti yang kau rasakan
selama ini di dalam kelembutan hatimu
seperti yang telah di alirkan kedalam darah dan dagingmu
dari rasa cinta ke dua orang tuamu.

janganlah mencampur adukkan nya dengan kemarahan
kekesalan, kecemburuan, dan rasa ketidak adilanmu
atas ketidakberuntungan yang menimpamu
di dalam kehidupan ini

sesungguhnya hatimu tahu
bahwa itu bukanlah cinta...
tetapi luapan gejolak di hatimu
semata

Sabtu, 11 Februari 2012

Words Of Love



Tidakkkah kata –kata cinta menggugah hatimu

Menembus kekelamannya hingga berkilauan cahaya

Kedua belah matamu tak lekat dari goresan tintanya

Tuk mencoba merangkum kelembutan maknanya



Engkau hela... lagi dan lagi nafasmu

Dikala satu demi satu untaian maknanya terungkap

Melebur kedalam relung jiwamu

Sejenak, engkau termangu.......



Debaran hati mengusik kedamaian mu selama ini

Dalam diam pun engkau tak kuasa menahannya

Luahan asa yang bergelora



Oh...siang hari, di manakah mataharimu

Wahai sang malam... dimanakah kau sembunyikan rembulan

Aku rindu...

Aku rindu menjumpai keduanya

Aku rindu berdiri dan terdiam dalam bias sinarnya



Akan tetapi...

Walau kau telah menemui mentari dan rembulanmu

Kedua nya...

Tetaplah tak kuasa

Tuk menentramkan kegalauan hatimu



Semua itu karena ` makna `

andai saja


Andai saja aku sebongkah batu,sepotong ranting atau butiran debu.
Andai saja aku tukang roti,penjahit, pedagang asongan, dokter, mentri.
Andai saja aku seseorang yang tak pernah mengenalmu.
Andai hatiku adalah batu, atau bahkan andai aku tak punya hati.
Andai saja kau tak datang.
Andai saja semua yang terjadi dapat terhapus. Mehtab...!

Andai aku sebuah batu bata di dinding rumahmu.
Andai aku sebutir debu di halaman rumahmu.
atau aku daun pintu rimahmu, agar kau sentuh ribuan kali.
Andai aku jubahmu, matamu, atau hatimu.
Tidak, andai aku paru-parumu agar nafasmu mengalir, masuk dan keluar melaluiku.
Andai aku adalah kau dan kau menjadi aku.
andai kita adalah satu, seorang yang terbelah dua

Kiss The Lovely Face Of God

Selalu...



Tambatkanlah selalu segala harapanmu padaNya.
Agar dirimu tidak merasa kecewa.
Jika kamu merasakan keletihan atas kebaikan yang kau lalukan,
Tuhan akan menghitungnya.
Jika kamu merasakan kesedihan karena perlakuan yang tidak adil
atas segala upayamu untuk membahagiakan sesama.
Tuhanlah yang akan menghitungnya.
Jika kamu meneteskan airmata karena dukamu,
atas perkataan yang tidak benar yang ditujukan kepadamu.
Tuhanpun akan menghitungnya.
bersabarlah...
Tuhan itu baik dan sangat menyayangimu

Selalu...

Catatan Doktor Parsa...


Saat kau hadir aku berada di ketinggian
di balik kaca, manatapmu terpesona.
Oh... terkadang di bawah jauh lebih elok
ketimbang berada di ketinggian.
Kau tak pernah tahu
betapa aku telah memulai permainan unik.
Kau di bawah sana tampak laksana hamparan biru
berbias cahaya, dan aku menjadi pengagum setiap warna biru.
Lalu kita berdua menunggang kuda putih tak bersayap
melewati jalanan hijau.
Tiba-tiba jiwaku mengecil.Sekali lagi ingin kukitari jalanan bersamamu
agar jiwa ini membesar dan terus membesar sampai tersedia ruang untukmu.
Tapi tak bisa dan tak akan pernah bisa.
Kau katakan, pergilah menepi ke sudut dinding.
Rasanya ingin kuhancurkan dinding ini agar kita bisa terlepas dari kebuntuan
tapi kau mencegahnya, maka aku hanya bisa berdiri di depan dinding.
kita berdua menatap dinding yang begitu tinggi, curam, dan berliku.
Dinding itu seakan menertawakan kelemahan dan kedunguan kita,
akupun semakin keras kepala.
Saat mata kita saling berpandang, kornea hijau di matamu seakan
menebar keindahan pesona biru,
tapi kau masih juga tak menyadari , aku telah memulai permainan unik.
Bersamamu kutemukan pesona keindahan yang membuat jiwaku bergetar.
Pesona itu laksana hamparan biru laut, atau layaknya potongan langit
yang jatuh ke bumi.
Dengan tinta hijau kulukiskan keindahan pesona biru itu
dan aku mulai tahu...
Bahwa Tuhan seindah warna itu

kutipan dari ;
Kiss The Lovely Face Of God
( mustafa mastoor )