Janganlah katakan
bahwa hanya ada cahaya matahari
dimana
aku dapat menari
dibawah redupnya sinar rembulan
Janganlah katakan
dinginnya air hujan
deras membasahi tanah
selama
aku bisa merasakan sejuk nya
tetes - tetes embun
di pagi hari
janganlah katakan
bila engkau tak ingin mengatakan
selama
pikiranmu bebas merangkum maknanya
simpanlah
hingga engkau leluasa mengatakannya
Jumat, 27 Mei 2011
puisi
aku berpuisi
dalam ramai dan sepi
hempas kan segala rasa di hati
dengan kata - kata yang ku titi
walau terkadang makna nya menepi
samar berarti dan tiada di mengerti
memang...
begitulah puisi
puisi hati
puisi diri
dalam sayap - sayap yang beterbangan melingkupi di setiap sisi
dahulu, sekarang dan kini
entah lah...
apakah engkau masih mengerti
dalam ramai dan sepi
hempas kan segala rasa di hati
dengan kata - kata yang ku titi
walau terkadang makna nya menepi
samar berarti dan tiada di mengerti
memang...
begitulah puisi
puisi hati
puisi diri
dalam sayap - sayap yang beterbangan melingkupi di setiap sisi
dahulu, sekarang dan kini
entah lah...
apakah engkau masih mengerti
Kita'
Antara yang Tua dan Muda memang lah berbeda
Telah bertahun jarak yang jauh di antara kedua nya
dan telah begitu banyak kejadian yang di alami nya
bila suatu masa ikatan diantara mereka melonggar
sesungguh nya...
mereka berdua sedang sama - sama mencari jalan yang terbaik
guna memadukan hati, dan pikiran yang berbeda
hingga saling melengkapi dan memahami
dan...
kembali meng eratkan simpul mereka berdua
selama kita percaya
akan kasih sayang Tuhan
Biarkan Jemari Nya nan lembut menyentuhkan kuasaNya...
Telah bertahun jarak yang jauh di antara kedua nya
dan telah begitu banyak kejadian yang di alami nya
bila suatu masa ikatan diantara mereka melonggar
sesungguh nya...
mereka berdua sedang sama - sama mencari jalan yang terbaik
guna memadukan hati, dan pikiran yang berbeda
hingga saling melengkapi dan memahami
dan...
kembali meng eratkan simpul mereka berdua
selama kita percaya
akan kasih sayang Tuhan
Biarkan Jemari Nya nan lembut menyentuhkan kuasaNya...
Minggu, 22 Mei 2011
Maha Pengasih
apa yang kita miliki adalah anugerah dari Nya
ruh yang bersemayam dalam raga
mata untuk memandang
mulut untuk berkata
hidung untuk mencium
telinga untuk mendengar
tangan untuk mendekap
kaki untuk bejalan
otak untuk berpikir
segala indra
segala nyawa
maka, nikmat Mu yang manakah ya Rabbii
yang kupungkiri
ruh yang bersemayam dalam raga
mata untuk memandang
mulut untuk berkata
hidung untuk mencium
telinga untuk mendengar
tangan untuk mendekap
kaki untuk bejalan
otak untuk berpikir
segala indra
segala nyawa
maka, nikmat Mu yang manakah ya Rabbii
yang kupungkiri
awal, tengah dan akhir...
kudengar tentang kabar kabar yang mengambang
tentang kesejatian kebenarannya
berjuta bibir bibir basah
dengan puas mengumpat kannya
hatiku berdegup
apakah gerangan yang terjadi
mereka bilang tentang segala kehitaman
yang mereka tahu dari orang lain
ku beli siang itu sebuah surat kabar pagi
ku baca dan kureka
dari awal tengah dan akhir berita...
ternyata.....
kehitaman itu tidak lah benar
ada yang tahu awal nya saja
ada yang tahu tengah nya saja
ada pula yang hanya tahu bagian akhir nya saja
sayang........
tentang kesejatian kebenarannya
berjuta bibir bibir basah
dengan puas mengumpat kannya
hatiku berdegup
apakah gerangan yang terjadi
mereka bilang tentang segala kehitaman
yang mereka tahu dari orang lain
ku beli siang itu sebuah surat kabar pagi
ku baca dan kureka
dari awal tengah dan akhir berita...
ternyata.....
kehitaman itu tidak lah benar
ada yang tahu awal nya saja
ada yang tahu tengah nya saja
ada pula yang hanya tahu bagian akhir nya saja
sayang........
Cahaya
cahaya yang engkau genggam
bukan lah untuk kau sorotkan
dan menyilaukan sekitarmu
membuat berkunang -kunang setelah tertimpa sinarnya
pancarkan lah dengan lembut, dengan ketemaramnya
dan lihat lah .......
mereka tersenyum bahagia
telepas dari kegelapannya
selepas engkau pancarkan sinar mu
cahaya.........
cahaya yang berhimpun di kalbu mu
bukan lah untuk kau sorotkan
dan menyilaukan sekitarmu
membuat berkunang -kunang setelah tertimpa sinarnya
pancarkan lah dengan lembut, dengan ketemaramnya
dan lihat lah .......
mereka tersenyum bahagia
telepas dari kegelapannya
selepas engkau pancarkan sinar mu
cahaya.........
cahaya yang berhimpun di kalbu mu
Rabu, 18 Mei 2011
Bukan kah bintang telah mengatakannya`
Sebenar nya ...
semua telah terang benderang
bintang telah menampakkan kerlipannya
air telah mengalirkan jernih nya
tetapi...
yang engkau pinta bukan lah jawaban
tetapi penyetujuan
sehingga...
seberapa deras pun air mengalir
tetap lah mengalirkan seluruh alasannya
Sahabat koe
engkau memang benar
tetapi
aku pun tak sepenuh nya salah...
semua telah terang benderang
bintang telah menampakkan kerlipannya
air telah mengalirkan jernih nya
tetapi...
yang engkau pinta bukan lah jawaban
tetapi penyetujuan
sehingga...
seberapa deras pun air mengalir
tetap lah mengalirkan seluruh alasannya
Sahabat koe
engkau memang benar
tetapi
aku pun tak sepenuh nya salah...
Selasa, 17 Mei 2011
halimun...
subuh ... senantiasa menghadirkan mu
halimun...
dingin segar dan mengabut
bak keringat dedaunan di pagi hari
tetesan mu menyejukkan udara, tanah dan hembusan nafasku
...
halimun...
dingin segar dan mengabut
bak keringat dedaunan di pagi hari
tetesan mu menyejukkan udara, tanah dan hembusan nafasku
...
Senin, 09 Mei 2011
Minggu, 08 Mei 2011
Hmm...
hmm...
apa yang engkau pikirkan?
pada malam - malam panjang heningmu
pada detak detak jam yang berdenting di dekatmu
hmm...
apa yang kau coba
tuk selami dalam nya hati - hati jiwa
dalam rangkuman kata yang kau duga
disaat masa bergantung padamu
pada sisi ranting basah
di mana bergelayut
tetesan air hujan yang jatuh
pada ujung ujung dedaunan .
hmm...
apakah air dan api akan menyatu
mungkin perlu pendiangan bagi air
di mana suluh2 kering membarakan api
dan mendidihkan gejolak air
yang panas ...
dan kita kucurkan dalam cecangkir kopi pekat
dan menikmati nya berdua
ya secangkir kopi panas termanis
yang pernah kita buat
apa yang engkau pikirkan?
pada malam - malam panjang heningmu
pada detak detak jam yang berdenting di dekatmu
hmm...
apa yang kau coba
tuk selami dalam nya hati - hati jiwa
dalam rangkuman kata yang kau duga
disaat masa bergantung padamu
pada sisi ranting basah
di mana bergelayut
tetesan air hujan yang jatuh
pada ujung ujung dedaunan .
hmm...
apakah air dan api akan menyatu
mungkin perlu pendiangan bagi air
di mana suluh2 kering membarakan api
dan mendidihkan gejolak air
yang panas ...
dan kita kucurkan dalam cecangkir kopi pekat
dan menikmati nya berdua
ya secangkir kopi panas termanis
yang pernah kita buat
Tetaplah...
Tetaplah ceria
Walau kokok ayam terdengar lirih di pagi hari
Dan sang surya merambat pelan dalam kesenjaaan nya
Tetaplah bercahaya
Walau dian di antara kedua kelopak mata mu
Semakin meredup
Tetaplah mewarna
Walau kau sepuh warna kusam
Dalam kanvas yang lusuh
tidakkah senyuman dan tawa ceriamu
telah menyegarkanmu selama ini
dan bukankah telah lama
Tuhan menyeka deraian air matamu dengan pelan dan penuh kasih
Dan menggantikannya dengan butiran kebahagiaan
Beristirahatlah bila lelah dan beranjaklah kembali
Menyongsong hidupmu
Bagai ulat yang terlepas dari cangkang kepompong nya
Ia akan terbang dgn indah
Sebagai kupukupu yang menari – nari
Dalam kepakan sayap yang kuat.
Walau kokok ayam terdengar lirih di pagi hari
Dan sang surya merambat pelan dalam kesenjaaan nya
Tetaplah bercahaya
Walau dian di antara kedua kelopak mata mu
Semakin meredup
Tetaplah mewarna
Walau kau sepuh warna kusam
Dalam kanvas yang lusuh
tidakkah senyuman dan tawa ceriamu
telah menyegarkanmu selama ini
dan bukankah telah lama
Tuhan menyeka deraian air matamu dengan pelan dan penuh kasih
Dan menggantikannya dengan butiran kebahagiaan
Beristirahatlah bila lelah dan beranjaklah kembali
Menyongsong hidupmu
Bagai ulat yang terlepas dari cangkang kepompong nya
Ia akan terbang dgn indah
Sebagai kupukupu yang menari – nari
Dalam kepakan sayap yang kuat.
Sabtu, 07 Mei 2011
PENA
Pena yang berjaring laba – laba
Telah lama membisu...
Kapankah kembali mengaum
Menyambut kembali amanah tinta
Yang menanti tersematkan
Pena yang berjaring laba – laba telah lama membatu
Mengeras ...
Kapankah kembali menorehkan sejarah2 silam
Yang indah untuk dikenang
Pena yang berjaring laba – laba telah lama memilu
Membungkam...
Menepi di sudut kekelamannya
Teronggok ...
Seperti barang yang tiada berguna lagi
Telah lama membisu...
Kapankah kembali mengaum
Menyambut kembali amanah tinta
Yang menanti tersematkan
Pena yang berjaring laba – laba telah lama membatu
Mengeras ...
Kapankah kembali menorehkan sejarah2 silam
Yang indah untuk dikenang
Pena yang berjaring laba – laba telah lama memilu
Membungkam...
Menepi di sudut kekelamannya
Teronggok ...
Seperti barang yang tiada berguna lagi
SENYUM BEHIND YOU
Salam dari lubuk hati yang terkasih
Linangkan aku dalam air matamu
Sunggingkan aku dalam senyummu
Indah dikala kulihat renyah tawamu
Seakan melepas segala kepenatan dan keranaan jiwa
Engkau berlari di depanku
Merentangkan kedua belah tanganmu
Riang...
Seriang elang yang melebarkan sayapnya di langit
Dan aku...
Tersenyum simpul di belakang mu
Engkaulah jiwa terkasih
Yang terindui olehku
Di dalam waktu.
Linangkan aku dalam air matamu
Sunggingkan aku dalam senyummu
Indah dikala kulihat renyah tawamu
Seakan melepas segala kepenatan dan keranaan jiwa
Engkau berlari di depanku
Merentangkan kedua belah tanganmu
Riang...
Seriang elang yang melebarkan sayapnya di langit
Dan aku...
Tersenyum simpul di belakang mu
Engkaulah jiwa terkasih
Yang terindui olehku
Di dalam waktu.
SENYUM BEHIND YOU
Salam dari lubuk hati yang terkasih
Linangkan aku dalam air matamu
Sunggingkan aku dalam senyummu
Indah dikala kulihat renyah tawamu
Seakan melepas segala kepenatan dan keranaan jiwa
Engkau berlari di depanku
Merentangkan kedua belah tanganmu
Riang...
Seriang elang yang melebarkan sayapnya di langit
Dan aku...
Tersenyum simpul di belakang mu
Engkaulah jiwa terkasih
Yang terindui olehku
Di dalam waktu.
Linangkan aku dalam air matamu
Sunggingkan aku dalam senyummu
Indah dikala kulihat renyah tawamu
Seakan melepas segala kepenatan dan keranaan jiwa
Engkau berlari di depanku
Merentangkan kedua belah tanganmu
Riang...
Seriang elang yang melebarkan sayapnya di langit
Dan aku...
Tersenyum simpul di belakang mu
Engkaulah jiwa terkasih
Yang terindui olehku
Di dalam waktu.
SESAT
Galau kalbuku
Merentas padang kebimbangan
Dimana arah mata angin
Mataku mengabut
Hujan meneteskan air mataku
Kegelapan ini tiada berbatas
Sembunyikan yang Haq
Tak kuasa kulihat, kuraba, kurasa
Mungkin batu ini terlalu dalam terbenam dalam kelam
Hingga tak kurasa...
Kebaikan di tangan
Adalah Hitam adanya.
Arahkan aku Tuhan...
Arahkan aku menuju Mu.
Merentas padang kebimbangan
Dimana arah mata angin
Mataku mengabut
Hujan meneteskan air mataku
Kegelapan ini tiada berbatas
Sembunyikan yang Haq
Tak kuasa kulihat, kuraba, kurasa
Mungkin batu ini terlalu dalam terbenam dalam kelam
Hingga tak kurasa...
Kebaikan di tangan
Adalah Hitam adanya.
Arahkan aku Tuhan...
Arahkan aku menuju Mu.
HASRAT
Akankah engkau ingkari kegundahanmu
Disaat nurani beranjak
Menuntunmu menuju kepada kegelimpangan hasrat mudamu untuk berbunga
Kesepian dua musim telah engkau jelang selama ini
Dan disaat kedinginan itu menghangat
Melumerkan salju yang meliputi hatimu
Entah mengapa...
Engkau sering tersenyum tanpa sebab.......
Disaat nurani beranjak
Menuntunmu menuju kepada kegelimpangan hasrat mudamu untuk berbunga
Kesepian dua musim telah engkau jelang selama ini
Dan disaat kedinginan itu menghangat
Melumerkan salju yang meliputi hatimu
Entah mengapa...
Engkau sering tersenyum tanpa sebab.......
KEHIDUPAN
Kehidupan itu kadang terasa manis bak kembang gula
Terkadang bagai pil yang terpahit...
Tetapi itu adalah pereda rasa sakitmu di dalam menjalani kehidupanmu
Dan engkau harus melampauinya
Sebagai bagian penegar ketabahanmu
Dan penatah jiwamu di dalam menjalani lika – liku kehidupan ini
Menangislah bila itu membuatmu tenang
Karena tangismu adalah pelembut bagi jiwamu
Terkadang bagai pil yang terpahit...
Tetapi itu adalah pereda rasa sakitmu di dalam menjalani kehidupanmu
Dan engkau harus melampauinya
Sebagai bagian penegar ketabahanmu
Dan penatah jiwamu di dalam menjalani lika – liku kehidupan ini
Menangislah bila itu membuatmu tenang
Karena tangismu adalah pelembut bagi jiwamu
DEWASA
Kenyataan demi kenyataan yang teralami di dalam hidupmu
Suka cita yang engkau sambut sebagai anugerah dariNya
Duka lara yang menatah jiwamu hingga menuju kepada kematangannya
Dan engkau himpun semua itu sebagai pelajaran kehidupan
Yang sangat berharga dalam hidupmu
Yang mendewasakanmu
Hingga kini...
Suka cita yang engkau sambut sebagai anugerah dariNya
Duka lara yang menatah jiwamu hingga menuju kepada kematangannya
Dan engkau himpun semua itu sebagai pelajaran kehidupan
Yang sangat berharga dalam hidupmu
Yang mendewasakanmu
Hingga kini...
SAHABAT
Dirimu ...adalah nur
Penerang redup jiwaku
Kata – kata mu meraihku
Keluar dari pikiran yang mengubus
Dirimu...adalah cahaya
Kau membuatku tahu
Bahwa ada belahan dunia yang berbeda di sana
Yang perlu kujelajahi luasnya.
Dirimu... adalah pancaran sinar
Yang membiaskan kilau keihlasannya
Tiada pamrih, tiada letih
Meraih tanganku lagi... dan lagi
Agar aku kembali
Menuju arah yang mendamaikan jiwa ragaku.
Penerang redup jiwaku
Kata – kata mu meraihku
Keluar dari pikiran yang mengubus
Dirimu...adalah cahaya
Kau membuatku tahu
Bahwa ada belahan dunia yang berbeda di sana
Yang perlu kujelajahi luasnya.
Dirimu... adalah pancaran sinar
Yang membiaskan kilau keihlasannya
Tiada pamrih, tiada letih
Meraih tanganku lagi... dan lagi
Agar aku kembali
Menuju arah yang mendamaikan jiwa ragaku.
KEMARILAH
Kemarilah sapaan yang indah
Yang menggugurkan gundahku
Membelai kejemuanku
Dan menghempaskannya kepada keceriaan
Bersamamu...
Indahnya mengukir malam
Bak` kembang gula yang termanis
Yang menggugurkan gundahku
Membelai kejemuanku
Dan menghempaskannya kepada keceriaan
Bersamamu...
Indahnya mengukir malam
Bak` kembang gula yang termanis
ADIKKU
Adikku
Janganlah bersedih dengan ketiadaan
Hatimu yang berjelaga
Telah mengaburkan kebahagiaannya
Adikku
Tidakkah engkau tahu
Ayah, ibu, dan juga aku
Sering menatap mu pelan – pelan
Mencoba menerka dan bertanya
Gerangan apakah yang membuatmu
Sering menyepi didalam kelam
Dan mengalirkan biang kedukaanmu.
Adikku
Janganlah bersedih
Kelak engkau akan mengerti
Bahwa airmatamu itu
Telah dipersiapkan olehNya
Untuk kebahagiaaanmu juga
Kelak...
Tersenyumlah untukmu.
Janganlah bersedih dengan ketiadaan
Hatimu yang berjelaga
Telah mengaburkan kebahagiaannya
Adikku
Tidakkah engkau tahu
Ayah, ibu, dan juga aku
Sering menatap mu pelan – pelan
Mencoba menerka dan bertanya
Gerangan apakah yang membuatmu
Sering menyepi didalam kelam
Dan mengalirkan biang kedukaanmu.
Adikku
Janganlah bersedih
Kelak engkau akan mengerti
Bahwa airmatamu itu
Telah dipersiapkan olehNya
Untuk kebahagiaaanmu juga
Kelak...
Tersenyumlah untukmu.
TUHAN
Engkau tak pernah meminta
Dan menyela segala do`a –doaku
Tiada pernah jemu...
Dengan segala pintaku
Engkau adalah makna atas semua tanya
Bisikku tak pernah luput dari perhatian kasihsayangMu
Engkau Maha Mendengar...
Tempatku bernaung dari segala bencana
Dalam genggamanMu derita dan bahagia
Malam ini...
Izinkan aku berserah diri padaMu
Disini...
Dihamparan pelataran permandaniMu... nan lembut
Dan menyela segala do`a –doaku
Tiada pernah jemu...
Dengan segala pintaku
Engkau adalah makna atas semua tanya
Bisikku tak pernah luput dari perhatian kasihsayangMu
Engkau Maha Mendengar...
Tempatku bernaung dari segala bencana
Dalam genggamanMu derita dan bahagia
Malam ini...
Izinkan aku berserah diri padaMu
Disini...
Dihamparan pelataran permandaniMu... nan lembut
di tanah air ini
Tiada kupungkiri...
Aku menuai limpahan kebahagiaan
Di negeri ini.
Hidup...
Dari saripati tanahnya
Dan kembali terbaring di tanahnya
Tiada sedikitpun kudustai segala nikmatMu.
Aku menuai limpahan kebahagiaan
Di negeri ini.
Hidup...
Dari saripati tanahnya
Dan kembali terbaring di tanahnya
Tiada sedikitpun kudustai segala nikmatMu.
lisan
Dalam pikiranmu engkau usung beribu makna
Hati yang berkehendak mengabulkan hasrat benakmu
Menghulurkankan pesannya pada lisan mu
Untuk bertutur
Kata – demi kata pun terurai
Menafsirkan semua hal yang kau pandang
Dunia pun tiadalah sesunyi dulu
Riuh dgn nama nama dan panggilan – panggilan
Semua yang asing kini engkau mengenalnya
Selaraskanlah pikiran jernihmu dgn kebeningan kalbunya
Agar kata – kata yang kau rangkai
Indah terdengar dan hangat terasa
Tidakkah engkaupun merasa nyaman dengan keteduhannya....
Hati yang berkehendak mengabulkan hasrat benakmu
Menghulurkankan pesannya pada lisan mu
Untuk bertutur
Kata – demi kata pun terurai
Menafsirkan semua hal yang kau pandang
Dunia pun tiadalah sesunyi dulu
Riuh dgn nama nama dan panggilan – panggilan
Semua yang asing kini engkau mengenalnya
Selaraskanlah pikiran jernihmu dgn kebeningan kalbunya
Agar kata – kata yang kau rangkai
Indah terdengar dan hangat terasa
Tidakkah engkaupun merasa nyaman dengan keteduhannya....
jiwa kecilku
Seperti sinar mentari yang berembun di pagi hari
Begitu pula dengan cintamu...hangat menentramkan
Teduh... seteduh awan yang menaungi kelopak bunga – bunga di taman
Hingga berseri menyambut naungannya
Tawanya... memekarkan seluruh harapan bunda
Tangisnya... melayukan kebahagiaan
Bagai tertambat di benak yang kelabu.
Di saat itu bunda menyapa namaNya
Dalam lantunan do`a – do`a suci di waktu siang dan malam
Bagi hati yang mengharapkan cahayaNya
Bunda tak akan berputus asa
Karena setiap derain airmata, tetesan peluh, tuturan do`a
Takkan pernah luput dari perhatianNya
Hingga segala keluhkesahpun sirna
Dan mentaripun kembali bercahaya, memekarkan harapan, menghidupkan kebahagiaan
Bila saatnya mentari lelah dan beranjak di ufuk barat
Tuhanpun mengizinkannya, atas kuasa dan senyumNya
Untuk terbenam.............................
Apa yang kita genggam akan terlepas
Dan dikala malam menjelang
Rembulanpun bercahaya dengan gemintang yang bertaburan
Bagi Aura bunda nya.
Begitu pula dengan cintamu...hangat menentramkan
Teduh... seteduh awan yang menaungi kelopak bunga – bunga di taman
Hingga berseri menyambut naungannya
Tawanya... memekarkan seluruh harapan bunda
Tangisnya... melayukan kebahagiaan
Bagai tertambat di benak yang kelabu.
Di saat itu bunda menyapa namaNya
Dalam lantunan do`a – do`a suci di waktu siang dan malam
Bagi hati yang mengharapkan cahayaNya
Bunda tak akan berputus asa
Karena setiap derain airmata, tetesan peluh, tuturan do`a
Takkan pernah luput dari perhatianNya
Hingga segala keluhkesahpun sirna
Dan mentaripun kembali bercahaya, memekarkan harapan, menghidupkan kebahagiaan
Bila saatnya mentari lelah dan beranjak di ufuk barat
Tuhanpun mengizinkannya, atas kuasa dan senyumNya
Untuk terbenam.............................
Apa yang kita genggam akan terlepas
Dan dikala malam menjelang
Rembulanpun bercahaya dengan gemintang yang bertaburan
Bagi Aura bunda nya.
ketika hujan
Aku tertahan menuju rumahmu
Rinai hujan begitu deras meraba bumi
Aku terdiam...
Dan menanti reda nya di balik jendela kaca yang mulai mengabut
Tuhan.... segeralah hentikan hujanMu
Karena dia telah menantiku dgn luahan harapnya untuk segera bersua
Jemariku menggoreskan namamu dan namaku dipermukaan kaca yang berembun
Dan ada sebingkai “hati” diantaranya
Rinai hujan begitu deras meraba bumi
Aku terdiam...
Dan menanti reda nya di balik jendela kaca yang mulai mengabut
Tuhan.... segeralah hentikan hujanMu
Karena dia telah menantiku dgn luahan harapnya untuk segera bersua
Jemariku menggoreskan namamu dan namaku dipermukaan kaca yang berembun
Dan ada sebingkai “hati” diantaranya
tanya
Apakah engkau tahu...
Tuhan telah meluahkan kasihsayangNya padamu...pada hatimu yg tulus itu
Apakah engkau tahu...
Kebahagiaan yang kau linangkan dalam tetesan air matamu itu
Adalah tanda restu dariNya
Apakah engkau tahu...
Dia selalu menemani dan mengamatimu dengan penuh haru
Ketika engkau terduduk sendiri dalam temaram cahaya beralas kesunyian
Membelai hatimu yang syahdu dalam keletihan, kesedihan, dan kegundahanmu
Apakah engkau tahu...
Harapan itu selalu ada, seperti bayang – bayang yang menyertaimu
Walaupun engkau telah jemu untuk memandangnya
Tuhan telah meluahkan kasihsayangNya padamu...pada hatimu yg tulus itu
Apakah engkau tahu...
Kebahagiaan yang kau linangkan dalam tetesan air matamu itu
Adalah tanda restu dariNya
Apakah engkau tahu...
Dia selalu menemani dan mengamatimu dengan penuh haru
Ketika engkau terduduk sendiri dalam temaram cahaya beralas kesunyian
Membelai hatimu yang syahdu dalam keletihan, kesedihan, dan kegundahanmu
Apakah engkau tahu...
Harapan itu selalu ada, seperti bayang – bayang yang menyertaimu
Walaupun engkau telah jemu untuk memandangnya
love ur heart
Sayangilah hatimu
Karena ia telah membantu menegarkanmu
Di dalam menempuhi riak nya kehidupan ini
Sebelum mengeruh
Tanpa engkau sadari
Karena ia telah membantu menegarkanmu
Di dalam menempuhi riak nya kehidupan ini
Sebelum mengeruh
Tanpa engkau sadari
sudikah
Sudikah engkau mengenal pribadi yang sederhana dan penuh harap ini
Membentangkan sayap nya kepadamu
...
Aku tahu
Engkau tak merasa seperti yang kukira
Namun dalam senyummu
Ku lihat rembulan yang benderang
Dengan cahaya nya yang tak pernah padam.
Membentangkan sayap nya kepadamu
...
Aku tahu
Engkau tak merasa seperti yang kukira
Namun dalam senyummu
Ku lihat rembulan yang benderang
Dengan cahaya nya yang tak pernah padam.
inikah
Tak perlu kau berlari dari kegundahan ini
Di saat pertama kali hati tersentuh
Oleh desiran yang menyelinap
Mendebar – debar kan jantungmu
Engkau merasa tersiksa
Akan tetapi di saat yang sama
Engkau meranum sendu
Inikah yang kau tunggu selama ini
Inikah rasa yang terdahsyat itu
Inikah siksaan terindah
Yang membuat malam – malam mu menjadi sepi tanpanya
Inikah “rasa itu”?
Di saat pertama kali hati tersentuh
Oleh desiran yang menyelinap
Mendebar – debar kan jantungmu
Engkau merasa tersiksa
Akan tetapi di saat yang sama
Engkau meranum sendu
Inikah yang kau tunggu selama ini
Inikah rasa yang terdahsyat itu
Inikah siksaan terindah
Yang membuat malam – malam mu menjadi sepi tanpanya
Inikah “rasa itu”?
Jumat, 06 Mei 2011
keagungan Mu....
Beranjak pelan
Walau dalam temaram cahaya
Ku masih bisa memandang kerlipan sinarMu
Sang Maha Agung dengan kilauan NurNya
Beragam makna berhimpun di benakku
Tetapi tak kuasa ku uraikan dengan kata – kata
Bilamana aku mengingat
keMaha kasih dan jua SayangMu
Walau dalam temaram cahaya
Ku masih bisa memandang kerlipan sinarMu
Sang Maha Agung dengan kilauan NurNya
Beragam makna berhimpun di benakku
Tetapi tak kuasa ku uraikan dengan kata – kata
Bilamana aku mengingat
keMaha kasih dan jua SayangMu
Kamis, 05 Mei 2011
halimun.dee: mad
halimun.dee: mad: "Engkau memang piawai... Mengugurkan daun – daun dan mematahkan tangkai Tidakkah kau lihat... Hujan de..."
mad
Engkau memang piawai...
Mengugurkan daun – daun dan mematahkan tangkai
Tidakkah kau lihat...
Hujan dengan rinainya
Deras membawa angin bergemuruh
Dan halilintar yang menggelegar...
Langganan:
Postingan (Atom)